Variasi Normal Rongga Mulut l BLOK PENYAKIT & KELAINAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT l ORAL MEDICINE



UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

BLOK 12 PENYAKIT & KELAINAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT
SKENARIO 1


WRAP UP


KELOMPOK 9

Dosen tutorial : Dharma Satya Aprianto, drg., Sp. Pros
             Audiawati Surachmin, drg., Sp. PM

Ketua              : Revadilla Andini Sari                                               1112015034
Sekretaris       : Fathia Sabila                                                             1112015014
Anggota          : Lia Amalia                                                                1112013019
                          Anisa Rahmah                                                           1112015001
                          Dian Fitri Jayanti                                                      1112015008
                          Kirana Sukma Fikri Anggani                                    1112015018
                          Nabila                                                                        1112015024
                          Syifa Nur Arafah                                                      1112015044



PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016-2017


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Skenario
Bercak Putih di Lidah
Seorang pasien laki-laki berusia 43 tahun datang ke drg di RSGM YARSI dengan keluhan lidah terdapat bercak putih yang tidak terasa sakit. Pasien berusaha membersihkan bercak tersebut dengan menyikat namun tidak dapat hilang. Pasien juga mengeluhkan bahwa lokasi bercak berpindah tempat. Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan klinis intra oral dan menemukan lesi atrofi papilla di dorsal lidah. Dokter menduga diagnosis kerja adalah Geographic Tongue yang merupakan varian normal jaringan lunak di rongga mulut.

1.2  Brainstorming
Kata Sulit :
1.      lesi
2.      Atrofi
3.      Papilla
4.      Geographic tongue
Arti Kata :
1.      Kelainan patologis pada jaringan yang menimbulkan gejala atau symptom
2.      Penipisan mukosa atau kulit yang menyebabkan terlihatnya pembuluh darah di jaringan, bisa disebabkan karena suatu penyakit, kekurangan nutrisi, dan kurangnya penggunaan pada suatu organ
3.      Tonjolan yang berada pada permukaan atas atau punggung lidah
4.      Permukaan lidah yang erythematous, atropi, papilla filiformis yang dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih dengan lokasi dan bentuk yang bervariasi

1.3  Pertanyaan
1.      Apakah etiologi dari geographic tongue?
2.      Bagaimana gambaran klinis geographic tongue?
3.      Mengapa lokasi geographic tongue dapat berpindah-pindah?
4.      Apa saja variasi normal yang ada pada rongga mulut?
Jawaban
1.      Belum diketahui atau idiopatik, tetapi diperkirakan karena adanya faktor genetik, defisiensi nutrisi, psikosomatik, hormonal, atopy, dan infeksi jamur bakteri
2.      Terdapat bercak putih di lidah, asimptomatik, tetapi terkadang timbul rasa terbakar atau iritasi pada lidah terutama jika mengkonsumsi makanan panas atau pedas, bagian atrofi terdapat pada papilla filiformis
3.      Karena terjadi penebalan atau penipisan papilla fungiformis dan pelepasan keratin superfisial dan papilla filiformis
4.       
a.       Fordyce granule
b.      Hairy tongue
c.       Fissure tongue
d.      Makula
e.       Torus (mandibularis dan palatinus)
f.       Hyperpigmentasi
g.      Geographic tongue
h.      Linea alba
i.        Ankyloglosia
j.        Cheek biting
k.      Leukoedema
l.        Makroglosia
m.    Lingual varicosities
n.      Papilitis
o.      White sponge nevus
p.      Median rhomboid glositis








1.4  Skema




                                                       




 





























BAB II
LEARNING ISSUE DAN LEARNING OBJECTIVE

2.1 Memahami dan Menjelaskan Variasi Normal Rongga Mulut
2.1.1 Definisi
Variasi normal rongga mulut  bukan merupakan suatu gambaran klinis yang tidak biasa, tetapi ada beberapa gambaran klinis yang merupakan bukti adanya gambaran klinis dari variasi normal rongga mulut.
Etiologi
Biasanya tidak ada penyebab apapun dari variasi normal ini tetapi kemungkinan karena adanya faktor genetik atau stress emosional.
Gambaran Klinis
Pada variasi normal rongga mulut menunjukkan penampakan simetris bilateral pada lokasi atau perluasan, biasanya asimptomatik, statis atau tidak berubah, dan merupakan variasi dari suatu jaringan normal yang akan lebih terlihat seiring bertambahnya usia.
2.1.2 Klasifikasi
1.      Fordyce Granule
            Definisi :
                 Kelenjar sebasea ektopik atau atau Sebaseous choristomas (Jaringan normal yang terdapat dalam lokasi yang abnormal) di dalam mukosa oral. Pada keadaan normal, kelenjar sebasea ini terlihat di dalam dermal adnexa, yang berhubungan dengan folikel rambut.
               Etiologi dan faktor predisposisi :
Etiologi dari Fordyce granule adalah developmental origin, dan bukan merupakan suatu penyakit, namun gangguan developmental
Etiologi dan faktor pencetus penyakit Fox-Fordyce belum diketahui. Beberapa faktor, misalnya pengaruh emosional dan/atau hormonal, dan perubahan kimiawi pada komponen keringat diduga berperan dalam mencetuskan penyakit. Sulit untuk memastikan apakah penyakit Fox Fordyce termasuk penyakit inflamasi atau perubahan kornifikasi yang dipengaruhi faktor genetik. Gejala dan tanda penyakit Fox-Fordyce timbul saat masa subur, terutama pada perempuan, saat fungsi kelenjar apokrin meningkat; setelah menopause, biasanya lesi  menghilang.

Gambaran klinis :
                              Fordyce Granules mucul dalam bentuk papula berwarna putih kekuningan yang multiple atau bisa juga muncul sebagai papula berwarna putih. Fordyce Granule ini kadang terlihat menyerupai kumpulan, dan paling banytak terdapat pada mukosa bukal dan berupa garis merah terang pada bibir atas. Adakalanya Fordyce Granules (FG) dapat terlihat pada area Retromolar Pad dan pada pillar tonsil anterior. Prevalensi terjadinya biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Granulanya cenderung muncul pada masa pubertas dan meningkat dalam jumlah sesuai dengan meningkatnya umur. FG bersifat asimtomatik dan sering ditemukan dalam pemeriksaan rutin. Secara historic, FG ini identik dengan kelenjar sebasea normal yang ditemukan di dermis.

                                                   

Penatalaksanaan :
                              Pada Kasus FG ini sebenarnya tidak perlu dilakukan pembedahan. Namun pada kasus FG dengan garis merah terang pada bibir atas mungkin harus dilakukan pembedahan karena alasan mengganggu estetik.
Diagnosis banding :
Folikulitis, liken planus, liken nitidus dermatitis kontak, skabies,
dermatitis kronik, dan lain-lain.





2. Hairy Tongue
Definisi
Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papilla filiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.
Perubahan pada papilla ini terutama berdampak pada middorsum lidah yang sering kali menjadi berubah warna. Perubahan warna tersebut merupakan akhibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme kromogenik) dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).
Etiologi dan Faktor predisposisi
Penyebab utama dari hairy tongue merupakan hipertrofi papilla filiformis pada bagian dorsal lidah, umumnya disebabkan kurangnya stimulus mekanis dan pembersihan. Kondisi ini sering nampak pada masyarakat dengan oral hygiene yang buruk ( misalnya jarang menyikat gigi ). Selain itu hairy tongue dapat terjadi pada perokok, peminum kopi dan teh, pengguna obat kumur, diet lunak dengan sedikit serat, antibiotik (penicillin, cephalosporin, chloramphenicol, streptomycin, dan tetrasiklin), kortikosteroid, NSAID dan psikotropika, kanker lidah, dan terapi radiasi pada kepala dan leher.  Faktor predisposisi dari hairy tongue adalah proliferasi mikroorganisme kromogenik.
Gambaran klinis
Semua kasus hairy tongue ditandai dengan hipertropi papilla filiformis disertai sedikit jumlah deskuamasi normal. Papila filiformis normal berukuran 1 mm, sedangkan pada hairy tongue panjang papilla filiformis berkisar lebih dari 3 mm. Hairy Tongue umumnya ditemukan pada pria, terutama pada kalangan perokok dan peminum kopi atau teh. Diskolorasi pada hairy tongue tergantung pada 2 faktor yaitu faktor ekstrinsik (rokok, kopi, teh atau makanan) dan faktor intrinsik ( flora normal pada rongga mulut).
                        

Penatalaksanaan
Pengobatan hairy tongue tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika memiliki kebersihan mulut yang sangat buruk, maka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi, sehingga dapat di diagnosis dan diobati sejak awal. Namun jika kondisi ini ringan dan tanpa gejala maka yang terbaik adalah melakukan perawatan gigi dan mulut seperti menggunakan pembersih lidah dan menggosok permukaan dorsal lidah sesering mungkin sehingga mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri di wilayah ini. Selain itu pasien di himbau agar menghindari faktor predisposisi yang dapat menyebabkan kondisi ini seperti merokok, mengunyah tembakau,dll.
3. Fissure Tongue
Definisi
Kondisi varian normal yang ditandai dengan terdapatnya celah yang dalam di dorsum lidah dan umumnya tidak ada gejala sakit. Fissure tongue biasanya kedalamanya 2-6 mm pada permukaan dorsal lidah akan tetapi keadaan ini menjadi semakin nyata seiring dengan bertambahnya umur.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Kondisi ini herediter/gen, terlihat saat lahir/ mungkin lebih jelas ketika bertambahnya usia. Fissure tongue  juga dapat manifestasi dati down syndrome, sjogren syndrome dan psoriasis. Celah dapat lebih jelas saat bertambahnyaa usia dan dapat manifestasi dari melkesson Rosenthal syndrome, down syndrome, sjongren syndrome dan psoriasis

Gambaran  klinis
Bervariasi dalam bentuk, jumlah, kedalaman dan panjang serta pola dari celah tersebut. Celah fissure tongue terdapat lebih dari 1 yang dalanya 2-6 mm. biasanya asimptomatik dan ditemukan secara kebetulan akan tetapi akumulasi makanan yang terjebak dalam celah tersebut dapat menimbulkan halitosis dan glossitis.
                           Macintosh HD:private:var:folders:sz:84818qpd17q_ypbpf7syv10r0000gn:T:TemporaryItems:Fissured_Tongue.JPG

Penatalaksaan
Edukasi pasien bahwa fissure tongue adalah variasi normal dan tidak berbahaya, menjaga Oral Hygiene.
4. Torus
Definisi
Tonjolan tulang pada rahang, terletak pada garis tengah palatum (torus palatinus) dan gusi cekat lingual dari mandibula (torus mandibularis).
Etiologi
Penyebab utama adanya torus baik itu pada mandibula (torus mandibularis) maupun palatina (torus palatinus) saat ini belum diketahui dengan pasti. Teori yang saat ini paling diterima secara luas adalah berhubungan dengan genetik. Di bawah ini adalah kemungkinan etiologi dari torus yang ditemukan oleh para peneliti:
a.       Peneliti menyebutkan bahwa torus diturunkan secara autosomal dominan. Dimana pada anak perempuan, ibu dan nenek memiliki autosomal dominan torus palatinus ditemukan terdapat pada semua wanita tersebut.
b.      Adanya injury superficial atau kejadian tersebut merupakan respon fungsional individual.
c.       Kebiasaan makan. Peneliti menghubungkan konsumsi ikan dengan adanya torus karena ikan berisi asam lemak tak jenuh dan vitamin D yang dapat mendorong pertumbuhan tulang.
Selain itu, adannya penggunaan jangka panjang dari phenitoin merupakan faktor yang dapat meningkatkan ukuran torus karena phenitoin akan mempengaruhi peningkatan hemostasis kalsium, berfungsi sebagai agen osteogenik. Namun faktor ini bukan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya torus.
Gambaran klinis
Torus mempunyai kontur yang licin, membulat, mukosanya tampak normal atau sedikit pucat dan dasarnya tanpa tangkai. Seringkali torus dijumpai mempunyai permukaan yang bergelembng yang didalamnya terdiri dari tulang-tulang kortikal dengan beberapa tulang spongiosa. Torus cenderung membesar perlahan dengan bertambahnya usia, tetapi tetap tanpa gejala jika tidak terkena trauma.
Torus dianggap sebagai suatu anomaly yang berkembang, yang tumbuh secara perlahan-lahan sepanjang hidup. Torus biasanya Nampak pada area premolar dan dapat muncul multiple di rongga mulut, berdiameter 1,5-4 cm. Torus mempunyai tempat-tempat yang spesifik. Torus palatius terletak di median line palatal, dan torus mandibularis terletak di sisi lingual dari alveolar, sedangkan bukal eksotosis terletak pada alveolar bagian bukal.

                                  
                                Torus Palatinus
                     
                    Torus Mandibularis
Penatalaksanaan
Tidak diperlukan perawatan kecuali didorong pertimbangan estetik, prostodontik, psikologi, atau trauma.
Diagnosis banding
Torus sulit dibedakan dengan peripheral ossifying fibroma atau produksi masa jaringan lunak tulang pada mulut.

5. Scalloped Tongue / Crenated Tongue
Definisi
Suatu keadaan yang umum, ditandai dengan lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah.
Etiologi
Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, menghisab lidah, clenching atau lidah yang membesar. Crenated tongue dapat di jumpai dalam kaitannya dengan temporomandibuler. Keadaan sistemik seperti sindrom down, juga pada pasien yang normal.
Gambaran klinis
Tekanan yang abnormal dari gigi geligi pada lidah mencetak pola tertentu yang tampak sebagi oval cekung yang dibatasi tepi seperti kerang yang putih menimbul.


                            
Penatalaksanaan
Tidak diperlukan perawatan

 6. White Sponge Nevus
Definisi
White sponge nevus adalah kelainan yang teratif tidak umum, yang biasanya dijumpai pada waktu lahir atau pada anak kecil, tetapi menetap seumur hidup.
Etiologi
Karena pola tranmisi dominan autosomal. Dapat dihubungakan dengan cacat pada kematangan epitel dan eksfoliasi.
Gambaran klinis
Ditandai oleh lesi-lesi mukosa yang tanpa gejala, putih, berkerut, dan seperti busa. Lesinya memperlihatkan pola gelombang yang simetris. Lokasi yang paling umum adalah di mukosa pipi, bilateral, dan di mukosa bibir, lingir alveolar, dan dasar mulut. Keadaan ini dapat mengenai seluruh mukosa mulut atau didistribusikan secara unilateral sebagai bercak-bercak putih tertentu.

                                               
Penatalaksanaan
Tidak diperlukan perawatan.
7. Geographic Tongue
Definisi
Geographic tongue atau eritema migran merupakan bercak eritema berbatas jelas, multiple, dikelilingi garis berwarna putih yang lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya. Lesi ini memiliki ciri khas yaitu bertahan dalam waktu singkat di satu area, menghilang dalam beberapa hari, kemudian berkembang di area lainnya. Tempat predileksinya adalah permukaan dorsum lidah, tetapi kadang-kadang lesi dapat ditemukan di bagian mukosa lainnya.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal.
Faktor Predisposisi geographic tongue adalah ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan
Gambaran Klinis
Bercak merah yang radiopak, melingkar tidak teratur, dan bercak merah menunjukkan atrofi papilla filiformis
                       Image result for geographic tongue
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan atau terapi khusus untuk kondisi ini, tetapi pada kasus simptomatik, paliatif berupa spray, ointment  atau rinses  dapat diberikan.
Diagnosis Banding
Psoriasis, Sindrom Reiter, Stomatitis sel plasma, mucous patch pada sifilis akuisita stadium dua, kandidiasis.
8. Leukoedema
Definisi
Leukoedema tampak sebagai diskolorasi (perubahan warna) mukosa menjadi tampakkeputihan, diffuse, dan filmy (seperti lapisan film), dengan banyak lipatan-lipatan permukaanyang diakibatkan mengkerutnya mukosa. Lesi tidak dapat dikelupas, dan menghilang ataumemudar saat mukosa diregangkan.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Lesi terjadi akibat peningkatan ketebalan epitel dan edema intraselular pada stratum spinosum. Faktor predisposisi dari leukoedema adalah merokok dan mengkonsumsi alcohol.
Gambaran Klinis
Lesi yang berlipat-lipat dan berwarna putih sampai putih kebiru-biruan pada mukosa bukal.
                             Image result for leukoedema
Penatalaksanaan
Tidak perlu perawatan
Diagnosis Banding
Leukoplakia, Hairy Leukoplakia, Lichen Planus
9. Cheek Biting
Definisi
Lesi putih pada jaringan mulut yang disebabkan iritasi kronik akibat menyedot pipi yang berulang-ulang, menggigitnya, atau mengunyah.
Etiologi
a.       Terjadi pada orang yang sedang stress/kegelisahan psikologinya yang sedang bermasalah, sehingga menyebabkan bibir dan pipinya tergigit tidak sengaja.
b.      Bad habit
c.       Gigi yang tajam atau runcing
d.      Erupsi gigi bungsu
e.       Latrogenic
f.       Efek samping dari teeth grinding
g.      Kelainan TMJ
h.      Kelainan penutupan rahang
i.        Disfungsi otot
Gambaran Klinis
Perubahan mukosa akibat adanya trauma
                             Image result for cheek biting lesion
Penatalaksanaan
 Menghilangkan kebiasaan buruk.
Diagnosis Banding
 Linea Alba
10.  Median Rhomboid Glossitis
Definisi
         Suatu lesi yang jarang terjadi dan ditemukan secara eksklusif di dorsum lidah.
            Etiologi
Diperkirakan karena kelainan perkembangan kemungkinan candida albicans juga terlibat
Gambaran klinis
         Lesi tampak sebgai daerah eritema berbatas jelas berbentuk jajaran genjang di midline dorsum lidah, di depan papilla circumvallate. Permukaan lesi dapat halus atau berlobul.
                                    Macintosh HD:private:var:folders:sz:84818qpd17q_ypbpf7syv10r0000gn:T:TemporaryItems:MediumRhomboidGlossitis.jpg
Penatalaksanaan
Tidak diperlukan perawatan
Diagnosis Banding
  Kandidiasis, geographic tongue, hemangioma, limfongioma

11. Pigmentasi Fisiologis
      Definisi
 Suatu pigmentasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada mukosa mulut,     umumnya pada orang  orang berkulit gelap (Melanoderm)
 

Etiologi 
Keadaan fisiologis yang diakibatkan bertambahnya melanin, yaitu suatu pigmen yang terletak dalam lapisan basal mukosa dan lamina propria.
Gambaran klinis : daerah yang umum untuk mengamati pigmenyasi rasial adalah pada bagian gingival cekat. Seringkali tampak seperti pita yang diffuse, gelap dengan betas jelas, simetris dan tanpa gejala. Daerah lain yang dapat terkena adalah mukosa pipi, palatum keras, bibir dan lidah.
Gambaran Klinis
biasanya simetris, menetap, dan tidak merubah morfologi yang normal seperti stipling gingival yang dapat terjadi ada seluruh umur dan dapat terjadi di berbagai macam lokasi di dalam rongga mulut.
                                    Macintosh HD:private:var:folders:sz:84818qpd17q_ypbpf7syv10r0000gn:T:TemporaryItems:JIndianSocPeriodontol_2014_18_5_586_142450_f1.jpg
Penatalaksanaan
Tidak ada
Diagnosis Banding
Smokers melanosis

12. Lingual Varicositis
       Definisi
Varikositas lidah atau pelebaran vena adalah temuan umum pada orang tua.
Penyebabnya adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak
atau hilangnya elastisitas dinding vaskuler akibat penuaan. Keadaan ini paling
umum timbul superfisial pada permukaan ventral dari 2/3 anterior lidah dan dapat
meluas ke tepi lateralnya. Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler,
berfluktuasi, merah-biru sampai ungu.

Etiologi
Pembesaran pembuluh vena pada permukaan ventral lidah
         Gambaran Klinis
Tonjolan berwarna biru pada permukaan ventral lidah
              
Penatalaksanaan
a.       Cryosurgery (suatu prosedur dimana jaringan dibekukan untuk membunuh sel-sel yang abnormal
b.      Scleroterapi ( membuat vena menjadi sclerosis lalu hancur)

13.  Linea Alba
Definisi
Linea alba merupakan Alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal, meluas dari lip commissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional, atau sucking trauma. Berupa garis putih yang lateral akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi di daerah ini. Gesekan gigi-gigi dapat menyebabkan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan hiperkeratotik.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Variasi dalam diet dan kebersihan mulut
a.       Frekuensi kontak geesekan dengan makanan dan gigi
b.      Efek dari merokok, tekstur makanan, dan penyebab iritasi lainnya
Iritasi→ Penebalan epitel (hiperkeratotik)→  respon gesekan pada gigi.


Gambaran Klinis
a.       Asimptomatik
b.      Umumnya bilateral,
c.       Lebih sering terjadi pada individu dengan reduced overjet pada gigi posterior, dan terbatas pada rahang yang bergigi.
                                   

Penatalaksanaan
Test diagnostic berdasarkan gambaran klinis
Biopsi : Sangat jarang dilakukan, kecuali memiliki gambaran atipikal atau diagnosisnya tidak pasti
Diagnosis Banding
Cheek biting
14.  Papilitis
  Definisi
               Kondisi medis di mana permukaan lidah, terutama papila fungiform, meradang. Ini papila membesar
Etiologi dan Faktor Predisposisi             
a.       Sensitivitas lingkungan lidah menekankan perubahan hormonal atau fluktuasi (seperti dengan menstruasi)
b.      Gangguan gastrointestinal
Makan jenis makanan tertentu (terutama yang bersifat asam atau asam)
Infeksi virus (terutama yang dengan virus herpes simplex)
    
c.       Eksim
d.      Asma
e.       Alergi serbuk bunga
f.       Merokok
g.      Iritasi konstan lidah
h.      Trauma atau menggigit lidah
Gambaran Klinis
Terdapat benjolan di lidah, asimptomatik
              
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan khusus yang dilakukan, atau kadang menggunakan obat kortikosteroid
Diagnosis Banding
Atrofi papilla
15. Makroglosia
 Definisi
Makroglosia merupakan kelainan kongenital yang menunjukkan lidah membesar secara abnormal yang disebabkan oleh hipertrofi otot lidah. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan berbicara dan menelan.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Makroglosia kongenital dapat disebabkan oleh hipertrofi otot-otot idiopatik, hemihipertrofi otot-otot, tumor jinak, hamartoma atau kista. Hipertrofi otot dari idiopatik seringkali berkaitan dengan defisiensi mental atau dapat merupakan bagian dari suatu sindrom seperti sindrom Bechwith wiedeman, sindrom Down.
Faktor predisposisi dari makroglosia adalah karena kehilangan gigi geligi rahang bawah dalam jumlah yang banyak, dapat pula disebabkan oleh tumor, radang dan perubahan hormonal (misalnya pada kretinisme dan akromegali)
Gambaran klinis
Lidah berukuran lebih besar dari ukuran normal, biasanya terdapat garis atau cetakan gigi (identetion marking) pada tepi lidah, seringkali lidah menunjukkan papilla fungiformis yang membesar.
     Hasil gambar untuk makroglosia
                 Hasil gambar untuk makroglosia
Penatalaksanaan
Bergantung pada derajat keparahan dan potensinya untuk menimbulkan masalah dalam rongga mulut, makroglosia dapat ditangani dengan tindakan bedah.
Diagnosis Banding
Limfangioma






16. Mikroglosia
 Definisi
 Mikroglosia merupakan kelainan yang menunjukkan lidah yang kecil dari ukuran normal.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Kongenital, herediter dapat ditemukan pada sindrom Pierre Robin, dapat berupa cacat pada saraf hypoglosus yang mempersarafi otot lidah, tanpa adanya rangsangan, otot lidah menjadi atrofi dan lidah menjadi mengecil. Faktor predisposisi mikroglosia adalah sindrom Pierre Robin
Gambaran klinis
Ukuran lidah kecil, posisi lidah yang jauh lebih ke posterior, sehingga mengurangi daerah lintasan udara pada saluran pernafasan bagian atas. Karena masalah respirasi tersebut, pemberian makan mungkin menjadi sangat sulit sehingga menyebabkan kurangnya pemasukkan makanan. Jika keadaan ini tidak diterapi dapat menyebabkan kelelahan, kegagalan jantung, dan bahkan kematian.
     Hasil gambar untuk mikroglosia sindrom pierre robin
                 Gambar terkait
Penatalaksanaan
Tindakan bedah
Diagnosis Banding
Aglossia
17. Aglossia Bifid Tongue
      Definisi
Aglossia bifid tongue merupakan keadaan dimana 2/3 anterior lidah terbagi 2 secara longitudinal.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Kongenital, oral-facial-digital syndrome, Larsen syndrome
Gambaran klinis
Lidah seperti terbagi menjadi 2 bagian, tampak seperti lidah ular
                 Hasil gambar untuk aglosia bifid tongue
Penatalaksanaan
Bergantung pada derajat keparahan dan potensinya untuk menimbulkan masalah dalam rongga mulut, dapat ditangani dengan tindakan bedah.

18. Ankyloglossia
Definisi
Ankyloglosia merupakan perlekatan sebagian atau seluruh lidah ke dasar mulut karena frenulum lingualis melekat terlalu jauh ke depan dan terlihat pada posisi bervariasi, yang paling parah jika terletak pada ujung anterior lidah.
Etiologi
Genetik
Gambaran klinis
Frenulum lingualis melekat terlalu jauh ke depan, mengikat lidah ke dasar mulut
                             Hasil gambar untuk ankyloglossia
Penatalaksanaan
Pada kasus ringan tidak membutuhkan perawatan, sedangkan kasus berat dapat dilakukan bedah untuk memperbaiki perlekatan frenulum (frenotomy/frenectomy).
Diagnosis Banding
Tidak terdapat diagnosis banding untuk kasus ini.
19.  Lingual Tonsil
Pada sisi lateral dari daerah posterior lidah, maka dapat tampak papilla foliata. Papilla-papila ini adalah seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Kadang-kadang jaringan limfoid hipertrofi dan berkerut (tonsil lingual) yang meluas ke dalam daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat disebut sebagai papilla foliate.






                          




3.1  Pandangan Islam tentang Rasa Syukur
                     “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (Q.S. Al-Furqan : 62).

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”
(Q.S Al-Baqarah : 152).






















Daftar Pustaka

1.      Langlais P, Miler C. Atlas berwarna: kelainan rongga mulut yang lazim. Jakarta: penerbit Hipokrates 1998.p.44-5,55-4,78-9
2.      Garcia-Garcia AS, Jose Maria MG, Rafael GF, Angeles SR and Lucia OR. Current Status of the Torus Palatinus and Torus Mandibularis. Med Oral Patol Cir Bucal, 2000.
3.      Pedersen GW. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta. EGC,1996.
4.      Sonis ST, Fazio RC, Fang L. Principles and Practice of Oral Medicine. Canada. WB Saunders Company. 1984. p. 477-479
5.      Scopp IW. Oral Medicine A Clinical Approach with Basic Science Correlation. Saint Louis: Mosby. 1969. P.119-124
6.      Goldman HS, Marder MZ. Physician’s Guide to Disease of the Oral cavity. New Jersey: Medical Economics Company. 1982 p.56-58,187.
7.      Harty, F.J. dan R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC
Wasiaatmaja, Syarif M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press [halaman 11-15].


                                    
 









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalan